tag:blogger.com,1999:blog-79453823534974861812024-03-05T15:17:07.336-08:00NAIPOSPOSsurat ni dakdanak sian humbangSiapakah Akuhttp://www.blogger.com/profile/08091870318343856414noreply@blogger.comBlogger19125tag:blogger.com,1999:blog-7945382353497486181.post-38328373900009674822011-04-06T10:23:00.000-07:002011-04-06T10:23:26.119-07:00Gempa 5.9 Guncang Nias<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="news">
<br />
<div class="MsoNormal">
Sumber :</div>
<div class="MsoNormal">
WWW.http://news.okezone.com</div>
<div class="MsoNormal">
OKEZONE– MNC Online</div>
<div class="MsoNormal">
Baringin Lumban Gaol</div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<strong>DOLOKSANGGUL</strong>- Gempa dengan kekuatan 5,9 SR
pada pukul 21:01:44 WIB di 1.55 LU - 97.05 BT 5.9 SR 15 km, di 67 km
barat Laut Gunungsitoli-Sumut menguncang Pulau Nias. Gempa ini juga
dirasakan di sejumlah kawasan Tapanuli bagian utara.<br />
<a name='more'></a><br /><br />Meskipun
tidak ada tanda-tanda terjadinya tsunami namun pihak BMKG meminta warga
agar tetap waspada. Kewaspadaan tersebut tidak perlu berlebihan. Sebab,
sejauh ini dari hasil pantauan BMKG kekuatan gempa sangat tidak
perpotensi untuk menimbulkan adanya gelombang air laut yang besar atau
tsunami.<br /><br />“Kalau gempa itu ada di kedalaman laut. Namun sejauh ini
kita prediksi tidak menimbulkan tanda-tanda tsunami,” terang Kepala
Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG) Wilayah I Medan Hendra Suarta, Rabu (6/4/2011).<br /><br />Hendra
memaparkan gempa tersebut terjadi akibat adanya aktivitas lempengan.
Sehingga menimbulkan pergeseran pada perut bumi. Sementara untuk kawasan
daratan yang juga turut serta merasakan gempa juga tidak perlu khawatir
secara berlebihan. <br /><br />Namun harus tetap mewaspadai adanya
kemungkinan longsor di kawasan tebing. “Kalau akibat gempanya memang
tidak akan begitu ada. Namun tidak menutup kemungkinan akibat gempa yang
disusul hujan di sejumlah akwasan seperti Taput dan Humbahas akan
menimbulkan adanya longsor,” katanya.<br /><br />Warga harus memahami bahwa
pada dasarnya gempa tidak mematikan, melainkan dampak dari gempa itulah
yang dapat menelan korban. Karena itulah jika terjadi gempa warga harus
segera lari ke daerah yang lapang serta jauh dari tebing yang mungkin
lonsor atau gedung-gedung bertingkat yang mungkin saja dapat roboh.
“Jika kita lihat dari peristiwa yang terjadi selama ini, jatuhnya korban
disebabkan efek gempanya,” katanya. <br />
<b>(Baringin Lumban Gaol/Koran SI/ram)</b>
<br />
</div>
</div>Siapakah Akuhttp://www.blogger.com/profile/08091870318343856414noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7945382353497486181.post-88075041044069533452011-04-05T04:54:00.001-07:002011-04-05T04:54:52.527-07:00Pemerintah Diminta Efektifkan Puskesmas<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:ApplyBreakingRules/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
</w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156">
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style>
<![endif]-->
<div class="MsoNormal">
Sumber :</div>
<div class="MsoNormal">
WWW.SEPUTAR-INDONESIA.COM</div>
<div class="MsoNormal">
Seputar Indonesia– MNC Newspaper</div>
<div class="MsoNormal">
Baringin Lumban Gaol</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
TARUTUNG – Puskesmas dan Puskesmas Pembantu (Pustu) di
Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) harus diefektifkan untuk mengantisipasi dampak
dari cuaca buruk yang bisa mengakibatkan gangguan kesehatan.</div>
<a name='more'></a> <br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Anggota Komisi A DPRD Taput Jasa Sitompul mengatakan, saat
ini sudah banyak wargayang mengeluhkan cuaca yang buruk karena menimbulkan
sejumlah penyakit seperti demam dan flu. Selain itu curah hujan yang tinggi
juga bisa mengakibatkan penyakit diare dan demam berdarah dengue (DBD). </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
“Pemerintah harus mengefektifkan puskesmas dan pustu di
seluruh Taput untuk mengantisipasi penyakit akibat cuaca yang buruk. Jangan
sampai ketika ada korban, pemerintah menyalahkan alam nantinya,”paparnya
kemarin. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Selain sosialisasi, Jasa berharap agar pemerintah daerah
menjamin ketersediaan obat apabila ada wabah penyakit yang disebabkan cuaca
yang tidak stabil. Pemerintah melalui petugas medis di tingkat kelurahan dan
desa juga perlu memberikan sosialisasi kepada warga tentang langkahlangkah yang
harus dilakukan untuk mengantisipasi berbagai penyakit. <br />
<br />
Salah satu bidan desa di Desa Siandorandor,Tarutung, Sabrina Damanik
mengatakan, saat ini belum ada dampak yang menonjol akibat perubahan cuaca di
desanya.Namun, beberapa warga setempat mengalami deman. Meskipun dampaknya
belum begitu terasa, Sabrina mengatakan dirinya sudah siap melayani warga
selama 24 jam. Berbagai jenis obat-obatan yang dibutuhkan juga sudah tersedia
agar warga yang sakit bisa segera diobati. “Kami akan tetap memantau jika ada
warga yang sakit dan butuh pengobatan,” tuturnya.</div>
</div>Siapakah Akuhttp://www.blogger.com/profile/08091870318343856414noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7945382353497486181.post-62646306123692382722011-04-05T04:51:00.000-07:002011-04-05T04:51:56.279-07:00Ekspor Kopi Organik ke Jepang Tersendat<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:ApplyBreakingRules/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
</w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156">
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" />
<style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style>
<![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style>
<![endif]-->
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Sumber :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">WWW.SEPUTAR-INDONESIA.COM</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Seputar Indonesia– MNC Newspaper</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Baringin Lumban Gaol</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
DOLOKSANGGUL– Pascagempa dan tsunami yang melanda Jepang,
ekspor kopi organik dari Lintong Ni Huta, Kabupaten Humbang Hasundutan
(Humbahas) tersendat ke Negeri Matahari Terbit itu terganggu.</div>
<a name='more'></a> <br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Para petani yang tergabung
dalam Koperasi Asosiasi Kopi Lintong Organik (Apklo) mengaku belum bisa
memprediksi kapan ekspor kopi ke Jepang kembali pulih. Pasalnya, hingga saat
ini belum ada tanda-tanda permintaan kopi organik Lintong Ni Huta dari sejumlah
distributor di Jepang kembali normal. Akibat belum adanya permintaan, sejumlah
petani kopi organik lintong yang tergabung dalam Koperasi Apklo memilih untuk
memasarkan kopinya ke pasar umum. <br />
<br />
Padahal, selama ini kopi yang mereka produksi dengan pengolahan istimewa
tersebut lebih diprioritaskan untuk pasar ekspor Jepang. ”Kami belum dapat
memprediksi kapan bisa pulih. Selama ini, yang banyak menerima kopi organik
kita itu tempat minum kopi dan juga supermarket yang tersebar di sejumlah kota di Jepang,” papar
General Manager Apklo Gani Silaban kepada SINDO,kemarin di Naga Saribu. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Angsana New"; mso-bidi-language: TH; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">Gani mengakui, sejauh ini
pengajuan kontrak baru ekspor di sejumlah asosiasi pemasaran kopi untuk tujuan
Jepang memang mengalami penurunan drastis. Kalaupun masih ada yang mengekspor
saat ini, itu merupakan penuntasan kontrak ekspor kopi sebelumnya. ”Kalau
setahu kami memangtidakadapermintaankopi dari Jepang. Karena itu, kami berharap
ada dukungan kepada warga Jepang untuk pemulihan sejumlah kota
yang terkena musibah agar ekspor kopi dan komoditas lainnya ke sana bisa kembali normal,”katanya. <br />
<br />
Gani menjelaskan, berdasarkan komunikasi terakhir dengan pihak eksportir kopi
di Jepang menyebutkan banyak pasar swalayan dan pusat penjualan kopi yang rusak
parah. Kerusakan juga terjadi di sejumlah tempat pemanggangan kopi di
Jepang.”Kami berharap ekspor kopi ke Jepang bisa segera normal
kembali,”ujarnya. <br />
<br />
Pertahankan Kualitas <br />
<br />
Sementara itu, pengamat pertanin Tapanuli Lambas Hutasoit menuturkan, meskipun
ada penurunan permintaan kopi dari Jepang untuk Apklo, para petani yang
tergabung di dalamnya diharapkan tetap mempertahankan kualitas kopi dengan
sistem pengolahan organik. Jika pengelolaan kopi dilakukan seperti pengelolaan
pada umumnya, kualitas dan produksi kopi akan menurun drastis dan sulit
diperbaiki kembali. <br />
<br />
”Kalau kopi organik itu memang sudah memiliki pasar tersendiri.Karena itu,jika
nantinya terkontaminasi dengan pola perawatan kopi pada umumnya, akan sangat
berdampak pada produksi. Contohnya jika petani menggunakan pupuk kimia dalam
perawatan,” paparnya. Lambas mengatakan, untuk saat ini kopi di pasar umum juga
mengalami kenaikan harga. Bahkan,harganya setara dengan harga ekspor.<br />
<br />
Menurut dia, keputusan petani untuk memasarkan kopinya di dalam negeri juga
sudah tepat sambil menunggu permintaan ke Jepang kembali normal. ”Jadi meskipun
akhirnya harus dijual ke pasar umum,kualitas kopi organik dari Lintong Ni Huta
itu harus dipertahankan. Sebab, itulah spesifikasi kopi dari Humbahas,”tandasnya.</span></div>Siapakah Akuhttp://www.blogger.com/profile/08091870318343856414noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7945382353497486181.post-75794705196248561082011-04-04T01:56:00.000-07:002011-04-04T01:56:24.095-07:00Cuaca Buruk Ganggu Penerbangan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sumber :</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
WWW.SEPUTAR-INDONESIA.COM</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Seputar Indonesia– MNC Newspaper</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Baringin Lumban Gaol</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
TARUTUNG– Kondisi cuaca yang masih buruk belakangan ini sangat
berpotensi mengganggu penerbangan, khususnya untuk tujuan
kawasan-kawasan pantai barat dan sekitarnya.
<a name='more'></a><br /><br />Kepala Kelompok Analisis Cuaca
dan Perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
Polonia Medan,Hartanto mengatakan, saat ini kondisi cuaca di kawasan
pantai barat memang sangat buruk, terutama dari sisi curah hujan.Kondisi
terburuk terjadi pada malam hari hingga pagi hari. Karena itu, BMKG
mengingatkan agar seluruh maskapai penerbangan tujuan pantai barat,
khususnya di kawasan Tapanuli selalu memperhatikan kondisi cuaca sebelum
melakukan penerbangan. <br /><br />”Sebenarnya bukan hanya pantai barat,
Tapanuli, dan Nias. Hampir seluruh kawasan Sumatera Utara (Sumut) bahkan
hingga Aceh juga memiliki cuaca yang buruk. Namun, dari segi
penerbangan,kami berharap untuk tujuan pantai baratlah yang harus lebih
diwaspadai,” paparnya kepada SINDO,kemarin. <br /><br />Hartanto memaparkan,
selain kondisi cuaca buruk yang disebabkan hujan, maskapai penerbangan
juga harus mengantisipasi kekuatan angin sebelum terjadinya
hujan.Pasalnya, kekuatan angin belakangan ini dapat mencapai 20- 30
kilometer (km) per jam dan mengganggu penerbangan. ”Kalau untuk hujan
per harinya dapat mencapai 50 mm.Karena itu maskapai penerbangan harus
ekstra hati-hati, terlebih untuk kawasan-kawasan lereng gunung,”katanya.
<br /><br />Sejauh ini, pihak BMKG telah memberikan pemberitahuan kepada
pengelola bandara agar cuaca yang buruk dapat diantisipasi. Dengan
begitu, tidak terjadi kecelakaan penerbangan, khususnya di daerahdaerah
yang masih memiliki fasilitas keamanan penerbangan yang sangat minim.
”Kalau fasilitas keselamatan penerbangan di Bandara Polonia sudah
lumayan baik. <br /><br />Kami khawatir untuk beberapa daerah yang memang
memiliki fasilitas yang masih sangat minim,” tuturnya. Sementara itu,
pihak pengelola Bandara Silangit tidak dapat dimintai keterangan seputar
upaya pengantisipasian kecelakaan yang mungkin terjadi akibat buruknya
cuaca. Saat dihubungi, ponsel Kepala Bandara Udara Silangit Marthinus
Hutasoit tidak aktif.<br /><br />Namun, sebelumnya Marthinus memaparkan
bahwa Bandara Silangit akan menolak pendaratan dan penerbangan pesawat
apabila cuacatidakmembaik.Halitudemi keselamatan penerbangan. ”Kalau
menerima dan menolak pendaratan dan penerbangan pesawat itu adalah hak
saya selaku kepala bandara. Kami tegaskan, kami akan menolak jika memang
ada maskapai penerbangan yang memaksakan melakukan penerbangan dalam
kondisi cuaca yang buruk,” paparnya baru-baru ini. <br /><br />Marthinus
menambahkan, sejauh ini sistem keselamatan penerbangan di Bandara
Silangit sudah tergolong lengkap. Hal itu sudah dibuktikan saat
pendaratan pesawat yang membawa rombongan Presiden Susilo Bambang
Yuhoyono (SBY) dalam peresmian Museum Batak di Balige, Kabupaten Toba
Samosir (Tobasa) belum lama ini. ”Jadi, sejauh ini sistem keselamatan
penerbangan kita sudah cukup baik.<br /><br />Bahkan,saat kedatangan
Presiden SBY,bandara melayani hingga lebih dari 20 kali
penerbangan,”katanya. Anggota DPRD Tapanuli Utara (Taput) Charles
Simanungkalit mengatakan, peringatan dari BMKG Polonia Medan harus
diwaspadai bersama. Peringatan tersebut merupakan hasil analisis ilmiah
yang dapat dijadikan sebagai referensi untuk keselamatan penerbangan.
baringin lumban gaol </div>
</div>Siapakah Akuhttp://www.blogger.com/profile/08091870318343856414noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7945382353497486181.post-85642740629993000232011-04-04T01:54:00.000-07:002011-04-04T01:54:08.793-07:00Cuaca Buruk Rusak Sejumlah Tiang PLN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:ApplyBreakingRules/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
</w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156">
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" />
<style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style>
<![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style>
<![endif]--><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sumber :</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
WWW.SEPUTAR-INDONESIA.COM</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Seputar Indonesia– MNC Newspaper</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Baringin Lumban Gaol</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
DOLOKSANGGUL –Cuaca buruk dalam
sepekan terakhir mengakibatkan 27 tiang PLN tumbang dan 2 unit trafo meledak di
Kabupaten Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir, dan Tapanuli Tengah.</div>
<a name='more'></a><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Asisten Manager Teknik PLN
Sibolga Efendi Limbong menuturkan, pihak PLN dalam sepekan terakhir mencatat
kerugian mencapai Rp 100 juta akibat kerusakan itu. Kerusakan terparah terjadi
di kawasan Tapteng dan Humbahas. Bahkan, tiang PLN yang tumbang dan patah di
kawasan Tapteng diperkirakan mencapai belasan sedangkan di Humbahas sebanyak delapan
unit tiang.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Namun, masyarakat tidak perlu
khawatir karena setiap ranting PLN telah mempersiapkan cadangan baik tiang
maupun trafo.Karena itu,kerja sama antara warga dengan pihak PLN sangat
dibutuhkan untuk setiap kerusakan jaringan listrik yang disebabkan oleh cuaca
buruk,” paparnya kepada SINDO, kemarin.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Efendi Limbong memaparkan, saat
ini kondisi seluruh jaringan listrik di kawasan teritorial PLN Sibolga sudah
membaik. Kendala perbaikan lebih disebabkan cuaca yang tidak dapat ditolerir
dan banyaknya ranting pohon. “Kalau untuk Humbahas dan Taput memang kerusakannya
berada di daerah- daerah pelosok. Karena itu, aliran listrik ke perkotaan
sering tidak dapat dilakukan. Kami berharap warga memahami kondisi ini karena pemadaman
listrik murni disebabkan kondisi alam,”tuturnya. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dia menambahkan,seluruh personil
PLN di berbagai wilayah kerja juga telah diminta untuk siaga penuh. PLN siap
menerima pengaduan selama 24 jam apabila ada gangguan listrik yang disebabkan
kondisi alam. Bahkan, personel PLN sudah siap bekerja di malam hari asalkan masyarakat
dan petugas dapat bekerja sama. “Bekerja sama dalam hal informasi. Sebab, bisa
saja misalnya di Pahae,Kabupaten Taput itu terdapat tiang patah, namun tidak
dikabari ke PLN. Atau,diOnanGanjangnya Humbahas ada trafo meledak. Informasi
ini kan harus
disampaikan kepada kami,”paparnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sementara itu, Kepala Bidang Data
dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah I
Medan Hendra Suarta menuturkan, tumbangnya tiang listrik PLN disebabkan kultur
tanah yang merapuh akibat kuatnya genangan air. Pihak BMKG mengharapkan agar
PLN memperhatikan fondasi tiang-tiang yang digunakan sebagai saluran listrik. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Selain itu, ranting-ranting pohon di sekitar
tiang juga harus selalu</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
diantisipasi sebagai salah satu
ancaman bagi rusaknya tiang listrik.Apalagi,saat ini,hujan sporadis yang
disebabkan desakan udara dingin dari Belahan Bumi Utara dan gangguan cuaca di
atas Samudra India masih mengancam sejumlah kawasan termasuk Humbahas dan Taput.Kondisi
angin dan hujan tidak dapat diprediksi dengan baik.“Kami ingatkan agar semua
fondasi tiang PLN maupun Telkom diperhatikan dengan baik,”kata Hendra Suarta. –
baringin lumban gaol-</div>
</div>Siapakah Akuhttp://www.blogger.com/profile/08091870318343856414noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7945382353497486181.post-4208815362105440052010-08-11T21:21:00.000-07:002010-08-11T21:21:11.992-07:00Hujan Ekstrem Ancam Pantai Barat<meta content="text/html; charset=utf-8" http-equiv="Content-Type"></meta><meta content="Word.Document" name="ProgId"></meta><meta content="Microsoft Word 11" name="Generator"></meta><meta content="Microsoft Word 11" name="Originator"></meta><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CCHANNE%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><o:smarttagtype name="City" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><style>
<!--
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
@page Section1
{size:8.5in 11.0in;
margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:.5in;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style>
<br />
<div class="MsoNormal">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2f0JDTyDsuBhrWtqiLT4P5NAsZFubQOkTnyXv7cqbHqe2VpgOYtsJ4KjD2FKaGE-_a9OYSShJR6BfJEJ31D_JMg2UnDzqhZ-_HkETAjLouRCUoo3jJbGxOPUR3rQy5vNGlwB4rRwgDGZn/s1600/billboard.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2f0JDTyDsuBhrWtqiLT4P5NAsZFubQOkTnyXv7cqbHqe2VpgOYtsJ4KjD2FKaGE-_a9OYSShJR6BfJEJ31D_JMg2UnDzqhZ-_HkETAjLouRCUoo3jJbGxOPUR3rQy5vNGlwB4rRwgDGZn/s320/billboard.JPG" /></a><i><b>Teks Poto :<br />Seorang pejalan kaki, di Tarutung, Rabu (11/8 sedang
berjalan dibawah lampu billboard salah satu papan reklame yang hampir
jatuh akibat kencangnya angin dan curah hujan yang cukup tinggi dalam
beberapa hari terakhir. Saat ini selain kencangnya angin, pihak BMG juga
memberikan peringatan terhadap Hujan Ekstrem yang dimungkinkan terjadi
akhir bulan ini. SI/BARINGIN LUMBAN GAOL</b></i></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<blockquote>
<div class="MsoNormal">
TARUTUNG(SI)– BadanMeteorologidanGeofisika (BMG)
memprediksiakan terjadi hujan ekstrem atauderas dikawasan Pantai Barat,
Sumatera Utara(Sumut), menjelang September dan Oktober. <st1:place w:st="on">Para</st1:place>
pemudik yang melintasi sejumlah kawasan Pantai Barat diminta waspada. </div>
</blockquote>
<a name='more'></a><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kepala Data dan Informasi (Datin) BMG Wilayah I Stasiun
Bandara Polonia Medan Firman AMG menuturkan, hujan ekstrem dimungkinkan terjadi
karena uap air telah terkumpul selama cuaca panas.Kumpulan tersebut diperkirakan
segera turun menjadi hujan dengan intensitas cukup tinggi,terutama pada sore
hingga malam<br />
<br />
“Karena itu, kami mengingatkan para pengguna jalan di Pantai Barat,khususnya
yang melewati kawasan Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel),Tapanuli Utara
(Taput),Sipirok, Tapanuli Tengah (Tapteng), dan Sibolga, berhati-hati,”ungkap
Firman AMG, saat dikonfirmasi harian Seputar Indonesia (SI),kemarin. <br />
<br />
Hujan dengan intensitas cukup tinggitersebutdimungkinkanmemicu terjadinya
longsor dan banjir di beberapa titik tertentu,terlebih kawasan jalan di pantai
barat.Yang paling berbahaya diperkirakan di jalan yang menghubungkan Kabupaten
Taput dan Tapsel karena banyak dilalui aliran sungai dan pegunungan. Selain
itu,umumnya gunung di kawasan pantai barat cukup tinggi, sedangkan awannya
cukup rendah. <br />
<br />
Akibatnya, hujan yang terjadi di kawasan ini,yaitu hujan dengan jenis
orografis.Hujan ini disebabkan adanya uap air yang terbawa atau tertiup angin
hingga naik ke atas pegunungan dan membentuk awan yang kemudian menjadi hujan. “Untuk
wilayah pantai barat sendiri, intensitas hujan hingga 60 mm per detik itu sudah
biasa meski ti-dak teratur. Kami khawatirkan intensitas hujan ini semakin
tinggi nantinya,”paparnya. <br />
<br />
Firman menganjurkan sebaiknya para pengendara yang melintas di kawasan pantai
barat memperhatikan beberapa titik rawan tersebut. Bahkan, para pemudik yang
akan melintas dari kawasan ini diminta agar mengadakan perjalanan saat siang
dan menggunakan sistem beriringan. Ini penting agar jika terjadi gangguan
selama perjalanan, para pemudik bisa saling menolong. “Hujan itu tidak dapat
kita prediksi. <br />
<br />
Namun,kemungkinan hujan ekstrem ini bisa saja terjadi dalam sepekan,dalam <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">lima</st1:place></st1:city> hari,atau tidak
beraturan sama sekali,”tuturnya. Sementaraitu,untukpenerbangan, Firman
menyatakan tidak akan ada masalah.Sebab,umumnya sebelum melakukan penerbangan,pihak
bandara dan perusahaan penerbangan akan meminta keterangan
cuacayangdi-updateBMGsetiaptiga jam sekali.“Yang kami khawatirkan itu jalur
darat,”ungkapnya. <br />
<br />
<b>Siapkan Alat Berat <br />
</b><br />
Di tempat terpisah,Direktur Pelaksanaan Wilayah II Kementerian
PekerjaanUmum(PU) Winarnokepada harian Seputar Indonesia (SI) membenarkan bahwa
kemungkinan gangguan lalu lintas akibat curah hujan yang tinggi di kawasan
barat Sumut memang sangat besar.Terlebih, kawasan ini dipenuhi pegunungan.
“Namun, kami sudah menyiapkan sejumlah alat berat di beberapa titik nantinya
sebagai pengantisipasian apabila ada gangguan lalu lintas akibat bencana alam
seperti longsor,”paparnya. <br />
<br />
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Taput AKBP J Didiek DP menyatakan mereka
siap mengamankan Jalinsum yang diperkirakan padat selama arus mudik
Lebaran,termasuk dari ancaman bahaya longsor. Rencananya,Polres Taput akan
membuka tiga posko keamanan pada H-7 dan H+7 Lebaran.Titik posko akan didirikan
di Siborongborong, Pahae, dan Adian Koting. “Posko pengendali ini siap membantu
lancarnya arus mudik,”ujarnya. (baringin lumban gaol) </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Siapakah Akuhttp://www.blogger.com/profile/08091870318343856414noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7945382353497486181.post-73899192759954099322010-08-11T06:38:00.000-07:002010-08-11T06:39:35.630-07:00Jalinsum di Taput Rawan Longsor<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLSn4y_P_QTufVvcUGGzfUj9kIS8pfSo8H2xl-hf61m7f8sglLM_hWWbzuq-MguRjgL1utqwEewxps-c7TEHbc85U3BCf8hgBdpFgLhZNu3iFvyPEqQHm75RstI4vCJvDsH9IdfUBdT9Xx/s1600/Siritrihit+Pahae1.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLSn4y_P_QTufVvcUGGzfUj9kIS8pfSo8H2xl-hf61m7f8sglLM_hWWbzuq-MguRjgL1utqwEewxps-c7TEHbc85U3BCf8hgBdpFgLhZNu3iFvyPEqQHm75RstI4vCJvDsH9IdfUBdT9Xx/s320/Siritrihit+Pahae1.JPG" /></a></div>
<blockquote>
TARUTUNG(SI) – Para pemudik yang akan melewati Jalan Lintas Sumatera
(Jalinsum) di Tapanuli Utara (Taput) diingatkan agar berhati-hati
karena jalur ini sangat rawan longsor,terutama di musim hujan.
<br />
<a name='more'></a></blockquote>
<br />
Kawasan yang paling perlu
diwaspadai di wilayah Taput adalah jalur lintas tengah yang
menghubungkan ruas jalan di kabupaten ini hingga ke Sipirok,Kabupaten
Tapanuli Selatan (Tapsel). Jika dibandingkan dengan jalur lintas barat,
kawasan tersebut memiliki kerawanan geografis paling parah. <br />
<br />
“Selain
itu, kawasan lintas tengah masuk dalam zona patahan semangko, sehingga
rawan gempa,” kata Direktur Pelaksanaan Wilayah II Kementerian
Pekerjaan Umum (PU) Winarno kepada harianSeputar Indonesia,kemarin. Dia
mengatakan, saat ini jalur lintas tengah juga masih da-lam keadaan
rusak yang diperkirakan mencapai 10 kilometer (km).<br />
<br />
Tingkat
kerusakan terparah berada di Aek Latong, Kabupaten Tapsel, sehingga
selalu menyebabkan kemacetan. Lintasan ini juga rawan longsor yang bisa
terjadi sewaktuwaktu.“ Untukmengantisipasilongsor, kami menyiapkan satu
alat berat di kawasan ini selama berlangsungnya arus mudik,”paparnya.
Dia menambahkan,mereka sedang mengupayakan pembukaan jalur baru yang
merupakan lintasan tenang dari kawasan Taput, untuk mengatasi kondisi
jalan yang masih rusak dan rawan bencana di lintas tengah.<br />
<br />
Namun,dia
tidak bisa memastikan pembukaan jalan tersebut.Saat ini,pemerintah baru
menuntaskan perbaikan ja-lan di lintas timur yang berada di perbatasan
Provinsi Aceh hingga perbatasan Provinsi Riau. “Nantinya jika dana
sudah mencukupi, kemungkinan besar jalur baru untuk lintas tengah itu
akan kami buka,”tuturnya. Untuk jalur lintas barat dari Taput ke
Sibolga,saat ini masih terdapat jalan dari batu dan tanah sekitar 80
meter.<br />
<br />
Namun, jika cuaca membaik, jalur ini tidak perlu
dikhawatirkan karena tidak berbahaya bagi pengguna jalan.Petugas juga
akan berjaga-jaga di kawasan ini agar para pemudik bisa melewati jalan
ini, terutama jika cuaca buruk. “Kami sudah siap sedia. Jika terjadi
sesuatu,petugas kami akan segera bekerja.Untuk lintas barat, jika cuaca
baik-baik saja,kemungkinan besar dapat ditempuh dengan kecepatan
rata-rata 80 km per jam,”paparnya. <br />
<br />
Sementara itu, Sekretaris
Daerah Kabupaten (Sekdakab) Taput Sanggam Hutagalung mengatakan
kerusakan jalan nasional di kawasan Taput memang sangat mengganggu
pengendara, terutama di saat-saat arus mudik. Pemerintah daerah
berharap pemerintah pusat dan tingkat I Provinsi Sumatera Utara (Sumut)
turun tangan agar seluruh jalur lintas yang masuk dalam jalan nasional
ini bisa segera diperbaiki. <br />
<br />
“Kalau berapa panjang kerusakan
jalan itu sudah kami laporkan ke pemerintah pusat, angka pastinya ada
di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda),” ujarnya. Kepala
Kepolisian Resor (Kapolres) Taput Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) J
Didiek DP mengatakan untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas di
jalur yang dilewati para pemudik Lebaran, mereka akan mendirikan
pos-pos di kawasan Pahae dan Adiankoting. Pasalnya, kondisi geografis
di kawasan ini paling berbahaya bagi pengguna jalan. “Kedua pos ini
diharapkan bisa membantu kelancaran arus mudik Lebaran,”tandasnya.
(baringin lumban gaol)Siapakah Akuhttp://www.blogger.com/profile/08091870318343856414noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7945382353497486181.post-7684294771174982702010-05-21T16:47:00.000-07:002010-05-21T16:47:34.850-07:00Isu Begu Ganjang Dipicu Kecemburuan SosialTARUTUNG - Polisi menemukan adanya konflik dan kecemburuan sosial antara korban dan tersangka pelaku pembakaran tiga warga Muara yang diisukan memiliki begu ganjang.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Kepada okezone, Jumat (21/5/2010), Kasat Reskrim Polres Tapanuli Utara AKP Rakhman Anthero menyebutkan bahwa peristiwa pembakaran sadis tiga warga di Dusun Buntu Raja, Desa Sitanggor, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), diduga semata-mata bermotif kecemburuan sosial.<br />
<br />
Hal tersebut terungkap dari hasil pemeriksaan para saksi dan tersangka. Tingkat ekonomi korban terbilang lebih mapan dari warga lain di lingkungan setempat.<br />
<br />
Dari informasi yang dihimpun, banyak warga setempat yang berutang pada korban. Sehingga dimungkinkan ada pihak tertentu yang sengaja menyebarkan isu bahwa korban memelihara begu ganjang karena rasa iri hati melihat kekayaan korban.<br />
<br />
"Kemudian dendam, lalu memanfaatkan situasi untuk menghabisi nyawa korban. Mungkin berniat untuk menguasai kekayaan korban," terang Rakhman.<br />
<br />
Para tersangka dijerat dengan Pasal 340 subsider Pasal 338 subsider Pasal 351 Ayat 2 jo 170 jo 55, 56 KUHP, tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman penjara seumur hidup.<br />
<br />
"Karena itulah yang kami temukan dari pemeriksaan. Polres Taput juga sudah memeriksa Tiur Nainggolan, yakni menantu korban yang berhasil diselamatkan dari amukan massa. Tiur merupakan saksi korban sekaligus saksi kunci dalam peristiwa ini. Kita menempatkan dua personil penjaga di ruang perawatan Tiur. Penjagaan dilakukan untuk memastikan bahwa dia aman," tegas Rakhman.<br />
(Baringin Lumban Gaol/Koran SI/lam)Siapakah Akuhttp://www.blogger.com/profile/08091870318343856414noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7945382353497486181.post-67354004069418492862010-05-21T16:45:00.001-07:002010-05-21T16:45:53.325-07:00Polisi Lanjutkan Proses Hukum Kasus Begu GanjangTARUTUNG - Kapolres Tapanuli Utara (Taput) AKBP J Didiek DP menegaskan, hukuman terhadap pelaku tindakan kriminal isu begu ganjang akan tetap dijalankan.<a name='more'></a><br /><br />Didiek mengatakan, penanganan kasus begu ganjang yang terjadi di Taput merupakan kasus yang harus ditangani dengan prinsipil, serta harus melihat berbagai aspek, termasuk aspek psikologisnya.<br /><br />"Memang untuk kasus di Sipoholon sudah ada meminta penangguhan penahan, tetapi kita tidak mudah memberikannya. Serta selain itu persoalan meminta maaf dan dimaafkan itukan urusan pribadi, yang pasti kita harus dapat memberikan efek jera," terangnya kepada okezone, di Tarutung, Kamis (20/5/2010).<br /><br />Didiek mengatakan, kepolisian juga harus mengambil sikap yang tegas agar pelaku pembakaran hidup-hidup tiga warga Dusun Buntu Raja, Desa Sitanggor, Kecamatan Muara, Taput, akibat isu begu ganjang tidak terulang kembali.<br /><br />"Coba kita banyangkan betapa sadisnya tindakan anarkis tersebut dan itu sudah jauh dari hal-hal yang disebut dengan perikemanusiaan. Karena itulah kita tidak akan mudah memberikan penangguhan," katanya.<br /><br />Terkait banyaknya jumlah tersangka yang ditahan oleh Polres Taput, Didiek mengatakan bahwa itu bukanlah suatu masalah. "Kami bisa menitipkannya ke rutan, jadi jangan dikira karena satu kampung yang melakukan pembunuhan kita bisa menangguhkannya. Kita tetap akan menjalankan sesuai dengan amanah undang-undang," imbuhnya.<br /><br /><br /><br />Sementara itu, keluarga Paris Manalu yang merupakan korban penganiayaan telah memaafkan para pelaku kejahatan. Mereka menyerahkan penangannya kepada pihak kepolisian. "Kami juga tidak ada dendam. Tuhanlah yang tahu apa yang sesungguhnya terjadi," terang Paris.<br />(Baringin Lumban Gaol/Koran SI/lam)Siapakah Akuhttp://www.blogger.com/profile/08091870318343856414noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7945382353497486181.post-15140222112686318462010-05-21T16:43:00.000-07:002010-05-21T16:43:34.874-07:00Kasus Begu Ganjang, Polisi Tolak PenangguhanTARUTUNG - Meskipun ada permintaan penangguhan penahan dari pihak keluarga tersangka yang saat ini mendekam di tahanan Polres Taput, namun pihak Polres Taput menyatakan belum dapat memberikan penangguhan. <a name='more'></a><br /><br />Kasat Reskrim polres Taput, AKP Ramhan Antero Purba menyatakan, pemberian penanguhan penahanan tidaklah mudah. Sebab, persoalan yang terjadi saat ini adalah persoalan yang sudah membekas. Selain itu, sebelumnya pihak kepolisian telah berusaha keras memberikan penjelasan terhadap para pelaku namun mengabaikan permintaan polisi untuk tetap kondusif.<br /><br />“Jadi tidak semudah itu, memang pihak keluarga tadi sudah datang, tetapi kita berharap adanya efek jera dari para tersangka ini dan tidak hanya sebatas kata maaf saja. Sebab hukum harus tetap dijalankan,” terangnya saat dikonfirmasi, Rabu (19/5/2010) malam.<br /><br />Pihaknya menambahkan. kepolisian juga secara tegas menyatakan bahwa siapa saja pelaku pengerusakan atas dasar apapun itu akan tetap di tindak meskipun jumlahnya ratusan orang. Sebab, tidak ada alasan apapun yang mengizinkan orang untuk melakukan penganiayaan.<br /><br />“Kenapa setelah kami tangkap mereka minta maaf, kenapa saat kami berikan penjelasan untuk kemanan bersama mereka mengabaikannya, bahkan masih membakar rumah korban,” katanya.<br /><br />Rahman menambahkan, saat ini ruang tahan Polres Taput dipenuhi para tersangka kasus penganiayaan dan pengerusakan akibat isu begu ganjang di Dusun 4 Partangga, Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon, sementara para tersangka kasus pembakaran hidup-hidup akibat isu yang sama di Kecamatan Muara telah dititipkan di Rumah Tahan (Rutan) Tarutung.<br /><br />“Kita harapkan dapat jera dan jadi pelajaran untuk kita bersama, tentang bagaimana menterjemahkan setiap isu yang ada,” pungkasnya.<br />(Baringin Lumban Gaol/Koran SI/teb)Siapakah Akuhttp://www.blogger.com/profile/08091870318343856414noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7945382353497486181.post-7569407082509575502010-05-21T16:41:00.001-07:002010-05-21T16:41:53.677-07:00Kasus Begu Ganjang, Manalu Maafkan Emosi WargaTARUTUNG - Keluarga Paris Manalu yang dianiaya warga Dusun 4, Partangga, Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholoon, Tapanuli Utara (Taput) akibat dituding memelihara begu ganjang mengaku pasrah dengan perbuatan warga serta memaafkan mereka. <br />
<a name='more'></a><br /><br />Paris manalu yang ditemui, Rabu (19/5/2010), mengatakan bahwa dia dan keluarganya tidak memiliki dendam kepada para warga yang telah menganiaya bersama anaknya yakni Anggiat Manalu (35) dan menantunya istri dari Anggiat, Rosmawati Siregar (37) beserta ketiga cucunya, Ampuan Parasian (11), Tulus Roha (4), dan Nia Febrina (1).<br /><br />“Sedikipun tidak, kami berserah kepada Tuhan saja, sebab Tuhan tau apa yang kami lakukan serta Tuhan juga tau bagaimana kami mengikuti ajaran kasihnya,” jelasnya dalam bahasa Batak.<br /><br />Paris yang diungsikan bersama istrinya Dameria br Situmeang, (56), serta anak, menantu, dan ketiga cucunya di Polsek Sipoholon mengatakan bahwa mereka tidak pernah mengerti apa yang membuat warga menuduh mereka sebagai pemelihara begu ganjang. Sebab dalam lingkungan sosialpun mereka cukup baik demikian juga dalam acara adapt mereka sangat taat pada aturan yang dibuat di desa tersebut.<br /><br />“Saya seorang petani, anak saya dan istrinya berjualan. Kami tidak mengerti apa sesungguhnya yang terjadi. Karena itu kami hanya berserah kepada Tuhan,” jelasnya.<br /><br />Sementara itu, dari hasil pengembangan kasus terakhir, menyebutkan bahwa warga sekitar banyak yang memiliki utang di warung keluarga Manalu. Bahkan diduga kuat ada rasa sentimen pribadi atas terhadap keluarga Manalu.<br /><br />“Itu masih infomrasi terbaru, dan sampai saat ini tim kita masih mencari fakta lain dibalik tindakan sadis warga Sipoholon tersebut,” terang Kasat Reskrim Taput, AKP Rakhman Anthero Purba.<br /><br />Untuk diketahui bahwa aksi anarkis warga bermula saat rapat sosialisasi warga bersama pihak kepolisian, unsur pimpinan kabupaten, dan kecamatan di salah satu gereja setempat. Pada saat pertemuan tiba-tiba ada permintaan warga agar keluarga Paris Manalu diusir dari desa, karena diduga memelihara begu ganjang.<br /><br />Emosi warga memuncak ketika salah satu warga yang sakit diduga terkena gangguan begu ganjang, Lena Sihombing (15), mendadak tidak sadarkan diri saat dibawa ke gereja, tempat rapat berlangsung.<br /><br />Sekelompok warga mulai bergerak menuju rumah keluarga Paris Manalu. Warga yang marah, berusaha mencari dan menyerang keluarga Paris ke rumahnya yang berjarak sekira 150 meter dari lokasi gereja. Bentrokan pun terjadi antara warga dan keluarga Paris.<br />(Baringin Lumban Gaol/Koran SI/teb)<br />Siapakah Akuhttp://www.blogger.com/profile/08091870318343856414noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7945382353497486181.post-50250189882524924562010-05-21T16:39:00.000-07:002010-05-21T16:39:37.076-07:00Kasus Begu Ganjang, Dukun Akan Jadi TersangkaTARUTUNG - Dukun yang menyebutkan warga sebagai pemelihara begu ganjang (setan santet) yang berujung terjadinya tindakan brutal warga tidak menutup kemungkinan di jadikan tersangka. <br />
<a name='more'></a><br /><br />Polres Tapanuli Utara (Taput) mengatakan, bahwa kemungkinan untuk menentapkan dukun tersebut sebagai tersangka atas dasar penghasutan yang menyatakan adanya warga pemelihara begu ganjang sangatlah kuat. Pasalnya yang menjadi kendala saat ini, sulitnya meminta keterangan dari sejumlah tersangka tentang apa-apa saja pernyataan dukun.<br /><br />Kalau tersangka itu pasti bertambah, sebab dari 22 kita sudah menetapkan 15 tersangka dan tiga sedang dalam pengejaran petugas. Jadi total tersangka 18 orang, terang Kasat Reskrim Polres Taput, AKP Rakhman Anthero Purba kepada okezone di ruang kerjanya, Rabu (19/5/2010).<br /><br />Selain itu, Polres Taput juga akan mencari warga Tapanuli Tengah (Tapteng) yang menyebarkan isu bahwa keluarga Paris Manalu sebagai pelaku pemelihara begu ganjang di Tapteng yang diusir karena kasus yang sama.<br /><br />“Jadi semua yang memnyebarkan isu ini akan kami tangkap, agar ada efek jera sehingga kedepan warga lebih hati-hati lagi dalam mengeluarkan pernyataan,” katanya.<br /><br />Sementara itu, Paris Manalu yang saat ini diungsikan pihak kepolisian ke Kantor Polsek Sipoholon saat ditemui okezone mengatakan, bahwa dia dan keluarganya pindah dari Tapteng ke Taput lebih disebabkan sulitnya mencari kebutuhan hidup di sana.<br />(Baringin Lumban Gaol/Koran SI/teb)<br />Siapakah Akuhttp://www.blogger.com/profile/08091870318343856414noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7945382353497486181.post-73210357839983817372010-05-21T16:37:00.000-07:002010-05-21T16:37:13.541-07:00Anggota Dewan Minta Dukun Penghasut DitangkapTARUTUNG - Terkait insiden penganiayaan dan pembakaran satu keluarga di Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) Anggota DPRD setempat mendesak Kepolisian segera menangkap dukun gadungan yang menuding warga lain sebagai pemelihara begu ganjang.<br />
<a name='more'></a><br /><br />Selain permintaan tersebut, Dewan juga meminta agar warga tidak mudah percaya begitu saja terkait isu begu ganjang. Sebab, isu begu ganjang umumnya hanya dikeluarkan oleh orang-orang tertentu yang memiliki sentimen pribadi.<br /><br />“Jadi kalau bisa saat ini juga semua dukun yang menunjukkan salah satu warga sebagai pemilihara begu ganjang harus di tangkap. Biar ada efek jera kepada paranormal gadungan yang tidak menghargai keberadaan Taput sebagai kota wisata iman,” terang anggota DPRD Taput Charles Simanungkalit saat dihubungi, Rabu (19/5/2010).<br /><br />Seperti diberitakan, Polres Taput sudah menetapkan 14 tersangka dari 22 warga yang diamankan pihak kepolisian, Selasa malam.<br /><br />Charles berharap, jatuhnya korban jiwa akibat aksi brutal warga yang membakar hidup-hidup setelah melakukan penikaman menggunakan bambu runcing di Kecamatan Muara, disusul dengan penganiayaan terhadap satu keluarga di Sipoholon, tidak sampai terulang kembali.<br /><br />“Sebab semuanya kata dukun. Setiap pengrusakan rumah karena isu begu ganjang juga terjadi karena kata dukun. Padahal semestinya kita memahami bahwa kita memiliki agama yang menjadi dasar utama kita untuk melakukan kasih sebagai tiang dalam pengokoh kehidupan,” jelasnya.<br /><br />Bukan hanya Charles, anggota legislatif lainnya Jasa Sitompul juga mengharpakan hal yang sama. Selain penangkapan terhadap dukun yang telah menyampaikan fitnah, Jasa berharap agar pendidikan muatan lokal di lingkungan pelajar kembali diaktifkan.<br /><br />Jasa menilai, ada pergeseran pemahaman yang mengakibatkan salah tafsir tetang berbagai istilah budaya dalam kehidupan bermasyarakat.<br /><br />“Dalam pembenahan Perda Pendidikan nanti akan kita usulkan untuk kembali menyajikan muatan lokal, sebab sebagaimana kita ketahui dari pakar budaya bahwa istilah begu ganjang saat ini telah disalahpersepsikan, hingga akhirnya warga mudah dihasut,” katanya.(Baringin Lumban Gaol/Koran SI/ded)<br />Siapakah Akuhttp://www.blogger.com/profile/08091870318343856414noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7945382353497486181.post-74474940151485373762010-05-21T16:34:00.000-07:002010-05-21T16:35:11.384-07:00Kasus Begu Ganjang, Polisi Tetapkan 14 TersangkaTARUTUNG - Sebanyak 14 warga sudah ditetapkan sebagai tersangka dari 22 warga yang diamankan Polres Tapanuli Utara terkait pengrusakan dan penganiayaan keluarga Paris Manalu yang dituding memelihara begu ganjang.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Hingga Selasa (18/5/2010) malam pukul 22.00 WIB, tim Serse dan Kriminal (Reskrim) Polres Taput masih terus melakukan pemeriksaan terhadap warga lainnya.<br />
<br />
Unit Juru Periksa (Juper) dari Polres Taput di Bantu Juper dari sejumlah Polsek menyatakan siap melakukan pemeriksaan hingga subuh nanti. “Sementara segitu dulu jumlahnya, namun dimungkinkan itu masih bertambah,” terang Kasat Reskrim Polres Taput, AKP Rakhman Anthero Purba saat dihubungi wartawan.<br />
<br />
Purba menjelaskan, ada tiga kasus yang terjadi dalam tindakan anarkis tersebut, yakni kasus pengerusakan, penganiayaan dan penghasutan. Ke-14 tersangka tersebut akan dijerat sesuai dengan perlakuan mereka masing-masing.<br />
<br />
“Jadi kita akan berupaya keras, namun secara tegas juga kita menyatakan bahwa kita menyesalkan tindakan warga tersebut. Pasalnya kita sudah memberikan penjelasan tetapi diabaikan. Dan kami juga tegaskan kepada warga, siapa saja pelaku kriminal akan kami tangkap atas dasar apapun,” katanya.<br />
<br />
Sementara itu keluarga korban yang dituding memelihara begu ganjang, kini diungsikan ke kantor Kepolisian Sektor Sipoholon guna mendapatkan pengamanan yang lebih terjamin.<br />
<br />
“Kalau kami tidak melindunginya sudah masuk pada kategori pelanggaran HAM. Serta kami harus tegaskan juga bahwa polisi bekerja atas logika dan studi kasus yang ilmiah. Sehingga tidak ada begu ganjang dalam KUHP,” jelasnya.(Baringin Lumban Gaol/Koran SI/ded)Siapakah Akuhttp://www.blogger.com/profile/08091870318343856414noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7945382353497486181.post-40680795196179414352010-05-21T16:31:00.001-07:002010-05-21T16:31:45.964-07:00Korban Penganiayaan Begu Ganjang Dikawal PolisiTARUTUNG - Setelah Polres Tapanuli Utara (Taput) menetapkan 55 tersangka atas pembakar hidup-hidup tiga warga Dusun Buntu Raja,Desa Sitanggor, Kecamatan Muara,Tapanuli Utara akibat isu begu ganjang, Polres Taput melakukan penjagaan ketat terhadap korban lainnya. <br />
<a name='more'></a><br /><br />Penjagaan terhadap Tiur Nainggolan (30) dilakukan Polres Taput untuk menjamin keselamatan Tiur. Selain itu, Tiur yang sudah dua hari mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Umum (RSU) Horas Insani Pematangsiantar masih terlihat lemah.<br /><br />“Mulai malam ini personil kita dua orang sudah kita kirim kesana, sebelumnya kita telah meminta kepada Polres Siantar untuk melakukan penjagaan ketat terhadap korban, sebab kemarin kita masih kekurangan personel,” terang Wakapolres Taput Kompol Marthin Nasution, kepada okezone, Selasa (18/5/2010) di Tarutung.<br /><br />Tiur Nainggolan yang merupakan salah satu korban yang berhasil diselamatkan petugas merupakan korban yang menderita luka tusukan bambu runcing oleh massa. Tiur sendiri diperkirakan akan bernasib sama dengan suaminya Lauren Simaremare, beserta mertuanya, Gibson Simaremare dan Riama Rajagukguk yang mati akibat dibakar massa.<br /><br />“Bukan hanya Tiur saja, tetapi tiga orang anaknya yang masih Balita juga hamper dibakar warga. Karena itu sampai sekarang semua keluarga Tiur kita jaga ketat,” paparnya.<br /><br />Sementara itu tokoh masyarakat Taput Asman Sihombing meminta kepada Polisi agar paranormal yang mengeluarkan pernyataan tentang begu ganjang juga ditangkap oleh pihak kepolisian. Sebab paranormal yang demikian dapat dikategorikan sebagai provokator yang menghasut warga untuk melakukan tindakan anarkis.<br /><br />“Jadi dukunnya juga harus dipidanakan, dan kita mendukung untuk itu,” katanya.<br /><br />Asman menyebutkan bahwa isu begu ganjang lahir dari lemahnya lembaga-lembaga agama yang dianut oleh warga untuk membentuk sebuah paradigma baru tentang kehidupan yang lebih baik. Kita bisa melihat kasus seperti ini terjadi di daerah Batak yang umumnya masih sulit dijangkau teknologi.<br /><br />“Sehingga selain dari lembaga agama, pemerintah daerah juga harus mengambil sikap yang tegas untuk menghentikan aksi-aksi sadis yang lahir dari ketidaktahuan warga,” jelasnya.<br />(Baringin Lumban Gaol/Koran SI/teb) <br />Siapakah Akuhttp://www.blogger.com/profile/08091870318343856414noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7945382353497486181.post-92213329581677496412010-05-21T16:29:00.000-07:002010-05-21T16:29:03.839-07:00Lagi, Warga Aniaya Keluarga Diduga Dukun Santet<h5>
<span id="advenueINTEXT" name="advenueINTEXT"><strong><span style="font-family: Arial;">TARUTUNG</span></strong><span style="font-family: Arial;">
- Belum sepekan setelah satu keluarga dibakar massa di Sumatera Utara
karena dituding melakukan praktik santet, tindakan anarkis kembali
terjadi di Tapanuli, hari ini.<a name='more'></a></span><br /><br /><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Kali
ini terjadi di Dusun 4 Partangga Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon.
Aksi anarkis warga bermula saat rapat sosialisasi warga bersama pihak
kepolisian, unsur pimpinan kabupaten, dan kecamatan di salah satu
gereja setempat.</span><br /><br /><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Pada
saat pertemuan tiba-tiba ada permintaan warga agar keluarga Paris
Manalu diusir dari desa, karena diduga memelihara begu ganjang. Emosi
warga memuncak ketika salah satu warga yang sakit diduga terkena
gangguan begu ganjang, Lena Sihombing (15), mendadak tidak sadarkan
diri saat dibawa ke gereja, tempat rapat berlangsung.</span><br /><br /><span style="font-family: Arial;">Melihat kondisi Lena, warga lainnya mulai panik. </span><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Mereka berhamburan keluar gereja.</span><br /><br /><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Sekelompok
warga mulai bergerak menuju rumah keluarga Paris Manalu. Warga yang
marah, berusaha mencari dan menyerang keluarga Paris ke rumahnya yang
berjarak sekira 100 meter dari lokasi gereja. Bentrokan pun terjadi
antara warga dan keluarga Paris.</span><br /><br /><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Salah
satu putri Paris Manalu dianiaya, ditendang, dan dipukuli dengan kayu.
Tak puas, warga juga merusak rumah korban dan melemparinya dengan batu.
Peris sendiri mengalami luka pada wajahnya setelah terkena serpihan
kaca jendela rumahnya yang dirusak warga.</span><br /><br /><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Di
tempat terpisah, kelompok warga lainnya juga bergerak ke rumah Anggiat
Manalu, yang juga kerabat Paris Manalu. Rumahnya berjarak sekira 150
meter dari gereja. Warga berusaha membakar rumah korban, dengan membawa
minyak tanah dan beberapa batang kayu.</span><br /><br /><span style="font-family: Arial;">Api
sempat melalap beberapa bagian rumah korban. Beruntung polisi sigap,
api tidak sempat membesar sehingga dapat dipadamkan. Polisi juga segera
mengamankan situasi. Setelah bentrokan mereda, polisi kemudian
mengamankan 22 warga yang diduga sebagai provokator, pelaku
penganiayaan, dan perusakan rumah korban.</span><br /><br /><span style="font-family: Arial;">“Saya
sangat menyesalkan kejadian ini. Padahal kita bersama unsur pimpinan
daerah sudah berusaha menenangkan warga agar jangan sampai bertindak
anarkis. Yakni dengan melaksanakan sosialisasi terkait isu begu ganjang
yang meresahkan warga tersebut,” papar Wakapolres Taput Kompol Marthin
Nasution, di lokasi kejadian, Selasa (18/5/2010).</span><br /><br /><span style="font-family: Arial;">Marthin
mengatakan, seluruh keluarga korban kini telah diamankan polisi.
Tindakan tersebut dilakukan untuk mencegah amukan massa. Hingga kini
polisi masih menjaga ketat sekitar desa.</span><br /><br /><span lang="NL" style="font-family: Arial;">“Kami telah mengamankan para pelaku dan keluarga korban. </span><span style="font-family: Arial;">Sedikitnya 70 personel Polres Taput ditambah personel dari Polsek Sipoholon dikerahkan,” terang Marthin.</span><br /><br /><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Sebelumnya,
pada Sabtu pekan lalu, tiga warga Dusun Buntu Raja Desa Sitanggor,
Kecamatan Muara, tewas dibakar hidup-hidup. Peristiwa sadis itu juga
dipicu oleh isu begu ganjang. Dari 101 warga yang sempat diamankan,
hanya 55 yang ditetapkan sebagai tersangka. Sebanyak 13 di antaranya
masih buron, dan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). </span></span><b>(Baringin Lumban Gaol/Koran SI/ton)</b></h5>Siapakah Akuhttp://www.blogger.com/profile/08091870318343856414noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7945382353497486181.post-1853049741214335712010-05-21T16:27:00.000-07:002010-05-21T16:27:16.993-07:00Kasus Begu Ganjang, 55 Warga DitahanTARUTUNG (SI) – Tragedi kebrutalan massa yang membakar hidup-hidup tiga
warga Dusun Buntu Raja,Desa Sitanggor, Kecamatan Muara,Tapanuli Utara
(Taput),Sabtu (15/5) menjelang tengah malam,atas dugaan memelihara begu
ganjang (santet) berbuntut dengan ditahannya 55 warga. <br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<br />
Sebelumnya,Kepolisian Resor (Polres) Taput menangkap dan memeriksa
secara maraton 101 warga desa tersebut.Namun,belakangan penyidik
menemukan bukti kuat untuk menjerat ke 55 orang di antaranya.
Selebihnya telah dipulangkan ke rumah masing-masing. Sedangkan 13 orang
lagi telah dimasukkan dalam daftar pencarian orang (DPO). <br />
<br />
“Semuanya laki-laki, yang rata-rata berkerja sebagai petani,” terang
Kepala Satuan (Kasat) Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polres Taput Ajun
Komisaris Polisi (AKP) Rakhman Anthero Purba kepada harian Seputar
Indonesia (SI) di sela-sela pemeriksaan tersangka kemarin. Keseluruhan
tersangka dijerat dengan pasal berlapis, yakni Pasal 340 subsider Pasal
338 subsider Pasal 351 ayat 2 yo Pasal 170 yo Pasal 55,Pasal 56 KUHP
tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman seumur hidup. <br />
<br />
“Ini (tragedi yang dipicu isu begu ganjang) menjadi tanggung jawab
semua pihak, bukan hanya polisi, terutama para tokoh masyarakat, tokoh
agama, pemerintah, dan seluruh elemen masyarakat. Pemahaman keliru akan
hal seperti ini hendaknya dapat dicarikan solusinya
bersama-sama,”katanya. Tudingan warga terhadap keluarga Gibson
Simaremare,60,memelihara begu ganjang berdasarkan kejanggalan atas
penyakit dan kematian warga di desa tersebut. <br />
<br />
Warga pun membawa Gibson kepada salah satu paranormal.Tapi, dalam
pertemuan itu, sang paranormal mengusir Gibson tanpa alasan yang jelas.
“Jadi,kita tidak tahu pasti apakah ada paranormal tersebut menyebutkan
bahwa Gibson dan keluarganya sebagai pemelihara begu ganjang. Sementara
ini keterangan yang kita himpun menyebutkan bahwa paranormal tersebut
hanya mengusir Gibson,” tambah Rakhman. <br />
<br />
Seperti diberitakan sebelumnya, Gibson Simaremare, 60; istrinya Riama
Rajaguguk, 65; dan anaknya Lauren Simaremare, 35; tewas dibakar massa,
setelah diseret paksa dari rumah masing-masing. Sebelum dibakar, mereka
lebih dahulu dihujani bacokan dan tikaman senjata tajam. Sedangkan
istri Lauren,Tiur br Nainggolan, 30, mengalami belasan tikaman dan
nyaris dibakar hidup- hidup bersama tiga anaknya yang masih balita.
Andai saja polisi terlambat datang, maka Tiur dan anak-anaknya akan
senasib dengan ketiga korban. <br />
<br />
Terjadi Krisis Keimanan
<br />
<br />
Tokoh masyarakat Taput Asman Sihombing mengatakan, tragedi ini
menyiratkan telah terjadi krisis keimanan di antara warga Desa Buntu
Raja. Selain itu, disebabkan faktor spiritual budaya dan kelemahan
pemahaman akan segala sesuatu yang ada di sekelilingnya. Pada umumnya
masyarakat Batak memahami bahwa makna dari sebuah keberadaan spiritual
adalah untuk peneduhan diri. <br />
<br />
Sehingga tidak seperti yang dipahami saat ini bahwa begu ganjangada
untuk membunuh manusia dengan berbagai ilustrasi yang digambarkan para
dukun. “Kami berharap para dukunnya juga harus dipidanakan karena sudah
masuk pada kategori menghasut warga. Harus dipahami pula, dalam
spiritual Batak tidak pernah menuduh seseorang memiliki begu ganjang,”
tegasnya. Dari sisi keimanan, lanjut dia, saat ini di Tanah Batak telah
terjadi penurunan sangat drastis tentang kenyakinan akan keberadaan
Tuhan.
<br />
<br />Ini lahir dari lemahnya lembaga- lembaga agama yang dianut oleh
warga untuk membentuk sebuah paradigma baru tentang kehidupan yang
lebih baik. “Kita bisa melihat kasus seperti ini terjadi di daerah
Batak yang umumnya masih sulit dijangkau teknologi. Sehingga selain
dari lembaga agama, pemerintah daerah juga harus mengambil sikap yang
tegas untuk menghentikan aksi-aksi sadis yang lahir dari ketidaktahuan
warga,” jelasnya. <br />
<br />
Direktur Pusat Latihan Opera Batak (Plot) Pematangsiantar Thompson HS
menambahkan, pada dasarnya begu ganjang yang akrab disebut sebagai
Sigumoang tersebut tidak ada. Namun, melalui sebuah propaganda yang
bersumber dari dendam pribadi, maka menjadi ada.“Lembaga-lembaga
sosial, seperti lembaga agama harus dapat memfasilitasi agar persoalan
ini dapat dituntaskan,” tukasnya. <br />
<br />
Sejauh ini dalam pandangannya, isu begu ganjang lahir dari sentimen
pribadi. Dalam beberapa buku Laklak (buku tua yang menggambarkan
keadaan orang Batak zaman dahulu) yang pernah dipelajarinya sangat
jarang ditemukan istilah begu ganjang.“Begu ganjang itu sendiri adalah
istilah baru yang dimunculkan untuk mengaplikasikan dendam sehingga
masyarakat harus hati-hati dalam memaknainya,” urainya. <br />
<br />
Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu) Inspektur Jenderal
(Irjen) Pol Oegroseno mengatakan,kasus yang membuat bulu kuduk kita
merinding ini ditangani sepenuhnya oleh Polres Taput.Dia pun memandang
belum perlu menggeser personel ke Dusun Buntu Raja,walaupun sempat
terjadi kekurangan personel lantaran sebagian besar ditugasi untuk
mengamankan pelaksanaan Pilkada Sibolga dan Toba Samosir. <br />
<br />
“Tidak ada penambahan pasukan karena masih bisa ditangani Polres Taput
dan jajarannya,”ujarnya saat dihubungi melalui telepon selulernya
kemarin. Pelaksana Harian (Lakhar) Kepala Bidang Humas Poldasu Ajun
Komisaris Besar Polisi (AKBP) MP Nainggolan menambahkan,pemeriksaan
yang dilakukan polisi terhadap ratusan warga yang diduga melakukan
penyerangan berdasarkan data dan fakta yang logika. <br />
<br />
Sedangkan,motif adanya begu ganjang yang digelontorkan warga tidak bisa
diterima karena menyangkut dunia gaib. “Tentang begu ganjang itu tidak
bisa diterima dalam proses penyelidikan karena tidak bisa dihadirkan
secara fakta dan logika,” ujarnya. (baringin lumban gaol/ haris dasril)Siapakah Akuhttp://www.blogger.com/profile/08091870318343856414noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7945382353497486181.post-15924791797495496922010-05-21T16:22:00.001-07:002010-05-21T16:22:54.146-07:00Tiga Warga Tewas Dibakar MassaTARUTUNG (SI) – Isu begu ganjang yang merebak di antara warga kembali
makan korban.Tiga warga Dusun Batu Raja, Desa Sitanggor,Kecamatan
Muara, Tapanuli Utara (Taput), tewas dibakar hidup-hidup oleh massa
yang mengamuk. Tak hanya itu, kesadisan massa pun ditujukan kepada
seorang ibu dan tiga anaknya yang juga masih memiliki hubungan
kekerabatan dengan ketiga korban.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Namun, keempatnya berhasil diselamatkan polisi yang cepat tiba di
lokasi kejadian. Saat itu juga sebanyak 101 warga diboyong ke Kantor
Kepolisian Resor (Polres) Taput untuk diproses verbal. Peristiwa sadis
itu terjadi pada Sabtu (16/5), sekitar pukul 22.00 WIB.Awalnya,warga
Dusun Buntu Raja melakukan doa bersama dan dilanjutkan dengan
menggerebek rumah keluarga Gibson Simaremare, 60.<br />
<br />
Saat itu, Gibson sedang di rumah bersama istrinya Riama Rajagukguk, 65.
Hingga kemarin belum diketahui secara pasti apa penyebab warga
menggelar doa bersama. Namun, berdasar keterangan yang diperoleh harian
Seputar Indonesia, warga menuduh keluarga Gibson memelihara begu
ganjang (ilmu santet). “Kami kalut dan semuanya dilakukan bersamasama
oleh warga.<br />
<br />
Kami masuk ke rumah, kemudian menarik Gibson,” tutur seorang warga
berinisial PS, 30, saat diperiksa di Polres Taput, di Tarutung,
kemarin. Setelah pasangan suami-istri (pasutri) berusia lanjut ini
diseret paksa keluar rumah, warga yang sudah tersulut emosi menikam
Gibson. Massa selanjutnya membakar hidup-hidup keduanya dengan
menggunakan kayu bakar yang diambil dari rumah korban.<br />
<br />
Aksi warga berlanjut ke rumah anak korban, Lauren Simaremare, yang
tinggal tidak jauh dari lokasi kejadian. Sama seperti orang tuanya,
Lauren juga diseret paksa dari rumahnya dan dibawa ke arah perbukitan
yang ada di sebelah dusun mereka. Di tempat itu massa membakar Lauren
hiduphidup. “Semua itu dilakukan karena adanya isu begu ganjang. Sebab,
warga menemukan banyak kejanggalan, termasuk adanya warga yang
meninggal,” papar warga lainnya.<br />
<br />
Personel Kepolisian Sektor (Polsek) Muara dengan cepat menuju daerah
pelosok tersebut. Sayangnya, ketiga warga yang dibakar tidak dapat
diselamatkan lagi. “Personel kami sempat berusaha menyelamatkan Lauren,
tetapi tidak tertolong lagi karena seluruh tubuhnya sudah dibakar,”
ungkap Kepala Polres (Kapolres) Taput Ajun Komisaris Besar Polisi
(AKBP) J Didiek DP kepada harian Seputar Indonesia (SI) kemarin.<br />
<br />
Dia menambahkan, sasaran massa bukan hanya ketiga korban tersebut, juga
menantu korban, yakni Tiur Nainggolan, 30, yang sedang menyusui
anaknya. Tiur sempat ditikam warga, tetapi polisi dengan cepat
menyelamatkannya dan dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Horas Insani
Pematangsiantar. “Warga juga sudah berniat untuk menghabisi nyawa Tiur
dan tiga anaknya yang masih balita. Karena itulah setelah dia
diselamatkan, kami membawa tiga anaknya ke polsek setempat,” paparnya.<br />
<br />
Kapolres menambahkan bahwa ketiga anak tersebut sementara dititipkan
kepada ibu-ibu Bhayangkari setempat untuk mendapatkan perlindungan yang
lebih baik. Sebab, dikhawatirkan warga yang masih disulut emosi masih
mengincar ketiga bocah ini untuk dihabisi. “Semuanya ingin dihabisi
warga. Coba kita bayangkan bersama jika anak-anak tersebut, bahkan yang
lagi menyusu kepada ibunya itu ikut mati karena ulah dari warga ini,”
ungkapnya.<br />
<br />
Saat ini pihak kepolisian telah melakukan pemeriksaan maraton terhadap
sejumlah warga tersebut. “Tersangka pasti akan ada. Namun, saat ini
kami belum dapat memastikan. Sekadar diketahui, di antara 101 orang
tersebut, ada satu orang kepala sekolah dan enam lainnya pegawai negeri
sipil (PNS),” tandasnya. Didiek menambahkan, personelnya sempat
kewalahan ketika mengevakuasi Tiur dan anaknya.<br />
<br />
Sebab, warga membunyikan lonceng gereja untuk mengumpulkan massa lebih
banyak lagi. Selain itu, jumlah personelnya jauh kalah dibandingkan
warga. “Karena sebagian besar personel kami diperbantukan untuk
pengamanan pemilihan kepala daerah (pilkada) di Toba Samosir (Tobasa)
dan Sibolga. Untuk sementara, personel Polsek Muara yang masuk ke dusun
dengan menggunakan senjata lengkap agar ketiga bocah dan ibunya tidak
ikut dibunuh,” paparnya.<br />
<br />
Sementara itu, menantu Gibson, D Siburian, 40, yang datang dari
Pematangsiantar mengungkapkan, dulu mertuanya juga sudah pernah
dituding memelihara begu ganjang. Namun, peristiwa yang terjadi sekitar
dua tahun tersebut berhasil didamaikan pihak kepolisian. Saat ini bukan
hanya warga yang membunuh korban, melainkan kerabat dekat, termasuk
keponakan mertuanya.<br />
<br />
“Saya tidak tahu lagi harus bagaimana. Padahal, istri saya hanya punya
satu saudara laki-laki dan itu pun sudah mati dibunuh warga,”
ungkapnya. Siburian menuturkan, mertuanya memiliki empat anak perempuan
dan satu anak laki-laki. Setahu dia, mertuanya bukanlah pemelihara begu
ganjang, melainkan hanya seorang petani sebagaimana biasanya. “Jadi,
apa yang diisukan kepada keluarga kami itu tidak benar dan sangat
salah,” tuturnya ketika melihat jasad keluarganya di Instalasi jenazah
RSU Swadana Tarutung.<br />
<br />
Ketua Umum Majelis Kaji Metafisika yang juga menjabat sebagai Ketua
Umum Forum Komunikasi Paranormal dan Penyembuhan Alternatif Indonesia
(FKPPAI) Sumatera Utara (Sumut) Omtatok Saragih memaparkan bahwa ada
pergeseran pemahaman masyarakat Batak tentang begu yang saat ini sudah
sangat salah. Berbagai keberagaman begu ganjang tidak pernah dipahami
sebagai sosok pencabut nyawa, melainkan sosok yang menyebarkan wabah
penyakit akibat adanya kerusakan sistem di satu peradaban perkampungan.<br />
<br />
“Saat ini jika kita melihat terjadinya isu begu ganjang lebih
disebabkan sentimen pribadi yang didukung dengan provokasi oleh pihak
tertentu,” ujarnya. Selain itu, dalam dunia paranormal tidak diizinkan
menyebut seseorang sebagai pemelihara begu ganjang. Sebab, paranormal
bagi masyarakat Batak merupakan orang yang mengobati maupun penasihat
spiritual yang dapat menyembuhkan atau mencegah penyakit datang.<br />
<br />
Jika ada paranormal yang menyebutkan secara gamblang bahwa ada warga
yang menggunakan begu ganjang, paranormal tersebut sudah melanggar kode
etik paranormal yang disebut dengan istilah nawadarma. “Karena itu,
jangan langsung mudah percaya pada paranormal gadungan.Warga Batak
semestinya kembali kepada pemahaman yang mendasar tentang begu agar
kiranya tidak salah memaknai,” tandasnya. (baringin lumban gaol)Siapakah Akuhttp://www.blogger.com/profile/08091870318343856414noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7945382353497486181.post-27056770971341451412010-02-16T06:05:00.000-08:002010-02-16T06:13:37.090-08:00GALERI<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhk5mahdDwrxsnv4o9zZmaI4KemQ3wg13uZLGbft5lsPggICh0vjDp29qY1LA6PQyoAW6fCtxZcvJkCGldrfNZzdK-u9WU0aC2eVHyen4G1xrQ-fBGOKaPz7_LhbeOWCB94TxxUTZC9PvHL/s1600-h/SINDO+MUARA.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhk5mahdDwrxsnv4o9zZmaI4KemQ3wg13uZLGbft5lsPggICh0vjDp29qY1LA6PQyoAW6fCtxZcvJkCGldrfNZzdK-u9WU0aC2eVHyen4G1xrQ-fBGOKaPz7_LhbeOWCB94TxxUTZC9PvHL/s400/SINDO+MUARA.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: center;">
Menikmati Danau Toba Dari Ketinggian</div>
<a name='more'></a><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkw2-JY2j-0h7U_7DykUbN_UgsFgQ_RcZ-DbpSkWrSfar8kMF4gC3bHwPnr0AWOICXjdt9YyRAHS8XiOgCn9CCPBGX8dBQdnIdS-VxBPM_1bCwk2NT9XZSI1lPbvp1aofNvncGAGLYPEj8/s1600-h/SINDO+MUARA+3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkw2-JY2j-0h7U_7DykUbN_UgsFgQ_RcZ-DbpSkWrSfar8kMF4gC3bHwPnr0AWOICXjdt9YyRAHS8XiOgCn9CCPBGX8dBQdnIdS-VxBPM_1bCwk2NT9XZSI1lPbvp1aofNvncGAGLYPEj8/s400/SINDO+MUARA+3.jpg" width="400" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkJd8emr2vTxTx_dq6eJH0WmQDwu_1XJEy6Ac-8Vkoep8AKqf9OXvOcc-ITsEEpizIiX_X_zvtHECgV7hx86CrXfCnhZKFQhSlgjj9kwEcMGkoiN5EcIYalfxWYqHNZcoqO9K38Gkudq-d/s1600-h/SINDO+MUARA+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkJd8emr2vTxTx_dq6eJH0WmQDwu_1XJEy6Ac-8Vkoep8AKqf9OXvOcc-ITsEEpizIiX_X_zvtHECgV7hx86CrXfCnhZKFQhSlgjj9kwEcMGkoiN5EcIYalfxWYqHNZcoqO9K38Gkudq-d/s400/SINDO+MUARA+1.jpg" width="400" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoU8WK_x6H8Ut-opPRLZwnVwzJHhW7F40pnyav0rOvSFV5Qc4X3zDW7ujOgdwjRl-fdXubqzJT4KXiRVfSaot6vJBHinEVI91Yb2Ys2p6Ak0hCzbKj_-b_q6-Ea5a8450kynHqWhYrY5oi/s1600-h/SINDO+MUARA+5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoU8WK_x6H8Ut-opPRLZwnVwzJHhW7F40pnyav0rOvSFV5Qc4X3zDW7ujOgdwjRl-fdXubqzJT4KXiRVfSaot6vJBHinEVI91Yb2Ys2p6Ak0hCzbKj_-b_q6-Ea5a8450kynHqWhYrY5oi/s400/SINDO+MUARA+5.jpg" width="400" /></a></div>
</div>Siapakah Akuhttp://www.blogger.com/profile/08091870318343856414noreply@blogger.com0